bisa di lihat

Minggu, 21 Maret 2010

IBD 2

 

 

 

MAKALAH IBD

 

 

 

 

                                                                                       

 

 

 

 

 

 

PERTANIAN KURANG DIMINATI OLEH GENERASI MUDA BERKUALITAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mata kuliah     : ILMU BUDAYA DASAR

Dosen             : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas    : Pertanian Kurang diminati Oleh Generasi Muda Berkualitas

Kelas               : 1 KA 26

Dateline tugas : 19 Maret 2010

 

 

Tanggal penyerahan               : 19 Maret 2010

Tanggal Upload tugas             : 19 Maret 2010

 

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini saya buat sendiri tanpa meniru dari pihak lain

 

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

 

 

NPM

NAMA LENGKAP

TANDA TANGAN

10109359

BOBBY YOHANES

 

 

 

 

 

 

Program sarjana S1 sistem informasi / SI       

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

 

 

 

 

 

 

 

KATA PENGATAR

 

 

 

Pertanian saat ini kurang di gemari oleh generasi muda. Dengan hal ini  terbuat sebuah makalah tentang pertanian kurang diminati oleh generasi mudah berkualitas, selain itu makalah ini sebagai tugas dari IBD. Dan makalah ini bertujuan agar mahasiswa membuang paradigma yang jelek tantang pertanian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENULIS,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar isi

DAFTAR ISI…………………………………………………………..               4

KATA PENGATAR……………………………………………………              3                     

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………            5

BAB 2 SASARAN DAN TUJUAN…………………………………….            7

BAB 3 PERMASALAHAN (SWOT)………………………………….              8

BAB 4 PENUTUP KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA…….               11

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN

Pertanian untuk PEMUDA

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, dunia pertanian menjadi salah satu aspek kehidupan yang penting dan telah menjadi sorotan utama dalam mengawali sebuah pembangunan perekonomian suatu negara, khususnya negara-negara berkembang, seperti Indonesia, Thailand, dan Filipina. Dunia pertanian tidak lagi dipandang sebelah mata. Sejarah telah membuktikan bahwa sebelum terlaksananya revolusi industri, revolusi hijau terjadi lebih dahulu. Akan tetapi, waktu pun berlarut, ketika revolusi industri hadir ke permukaan, semua stake holders beralih pada segala aktivitas industri atau aktivitas hilir dan mulai meninggalkan lahan-lahan pertanian. Alhasil, lahan-lahan pertanian pun terbengkalai, berdampak pada produksi pertanian yang mengalami penurunan serta melahirkan sebuah paradigma baru. Paradigma baru yang mulai tertancap di benak para pemuda dan masyarakat umum lainnya. Paradigma ini berkata bahwa dunia industri lebih berperan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara dan dunia ini lebih bergengsi daripada dunia pertanian yang notabene berada di atas sawah dengan lumpur yang kotor dan kerbau yang bau. Bagai kacang lupa dengan kulitnya. Kemajuan dunia industri bukanlah disebabkan semata-mata oleh kerja keras peindustri melainkan banyak kontribusi dan sumbangsih yang berarti dari dunia pertanian kepada dunia industri. Konsep hulu-hilir merupakan sebuah syarat kemajuan dunia pertanian maupun dunia industri. Tanpa industri, pertanian masih bisa bertahan walaupun tidak dapat begitu berkembang. Namun, tanpa pertanian, industri akan mati lumpuh dikarenakan tidak ada suplai bahan baku yang tersedia. Ternyata, kebenaran konsep ini terbukti. Ditengah-tengah hiruk pikuk kemajuan industri, dunia pertanian kembali menjadi sorotan utama dan diyakini memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Amerika Serikat dan Jepang merupakan role model yang baik dalam penerapan konsep hulu-hilir ini. Kita ketahui bahwa AS merupakan negara produsen terbesar jagung dan gandum. AS pula merupakan produsen terbesar tepung gandum yang diimpor oleh Indonesia sebagai bahan baku pembuatan mie instan ala Indofood, indomie, supermie, sarimie, dan masih banyak lagi jenisnya.
Kesadaran akan pentingnya dunia pertanian ini tidak sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya para pemuda. Banyak para pemuda yang memiliki latar belakang keluarga petani telah enggan untuk kembali bersawah meneruskan jejak langkah nenek moyangnya. Apalagi pemuda yang memiliki latar belakang kehidupan keluarga yang glamour tidak pernah sekalipun melihat sawah karena telah tumbuh dan besar sekitar kota yang dihiasi gedung-gedung tinggi pencakar langit. Para pemuda saat ini beranggapan bahwa profesi sebagai seorang petani adalah sebatas profesi bagi orang kampung dan orang-orang tua saja. Pemuda lebih tertarik untuk berprofesi sebagai seorang eksekutif muda, dokter, pokoknya semua profesi yang terbilang bergengsi. Pemuda belum sepenuhnya memahami dunia pertanian dalam artian yang luas. Hal ini tidaklah salah, hanya saja bukan berarti tidak ada satupun para pemuda yang peduli terhadap pertanian. Seiring dengan arus globalisasi yang begitu deras menelusuri semua penjuru kota bahkan desa, dunia pertanian kian dilupakan karena para pemuda sudah terlalu diracuni oleh gaya-gaya hedonisme dan materialisme. Pemuda kini hanya ingin menjadi seorang yang berduit dengan sekali kejapan mata, serba instan dan tanpa kerja keras. Tentu, karakter ini amat bertolak belakang dengan falsafah pertanian yang menjunjung tinggi kerja keras dan kedisiplinan. Pemuda-pemuda terpelajar yang tengah duduk di bangku sekolah maupun kuliah selalu beranggapan bahwa pertanian adalah terjun ke sawah atau ladang dengan cangkul, caping, dan sepasang kerbau yang sedang membajak sawah. Begitu sempitnya pandangan ini! Kenapa para pemuda memiliki minat dan perhatian yang minim terhadap pertanian??? Karena bayangan yang dalam mata mereka pertanian hanyalah sebatas seperti itu. Pemerintah dan aparaturnya seharusnya dapat mensosialisasikan kepada masyarakat luas, khususnya kaum muda, tentang arti pertanian dalam artian yang luas. Dunia pertanian sendiri sebenarnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu On Farm dan Off Farm. On Farm adalah segala aktivitas pertanian yang berada di alam terbuka atau di atas lahan-lahan pertanian. Sedangkan, off farm adalah segala aktivitas pertanian yang berada pada alam terttutup, maksudnya aktivitas petanian yang merambah ke dunia industri. Terkenal dengan sebutan agroindustri. Dengan kata lain, off farm adalah aktivitas para petani ‘berdasi’. Nah, pengertian tentang off farm inilah yang belum begitu dipahami penuh oleh para pemuda sehingga minat pemuda amat kurang dalam dunia pertanian. Jika pemuda mengetahui pengertian pertanian dalam artian yang luas ini dan menyadari betapa pentingnya dunia pertanian dalam perekonomian bangsa, para pemuda pasti akan berkejaran merebut peluang-peluang usaha dalam pertanian. Kini sudah saatnya, pemuda berperan lebih dalam pertanian dengan mengisi pos-pos yang dibutuhkan. Sempitnya peluang kerja pada bidang non-pertanian, pemuda seharusnya membuka mata pada dunia pertanian yang terbuka lebar dan juga amat prospektif ini apalagi didukung dengan hamparan agraris Indonesia yang begitu luas. Adanya hubungan simbiosis mutualisme antara pemuda dan pertanian merupakan sebuah hal yang tidak bisa dipungkiri. Pemuda membutuhkan pertanian dan pertanian tanpa pemuda bagaikan mesin tanpa bahan bakar.
Pemuda begitu diharapkan oleh kaum golongan tua untuk bergerak membawa perbaikan dan perubahan menuju sebuah kebangkitan. Tentunya, harapan ini jatuh pada kaum muda yang memiliki intelektualitas, moralitas, dan spiritualitas yang tinggi. Kaum muda yang memiliki ketiga komponen tersebut, diyakini oleh masyarakat, adalah mahasiswa. Kenapa mahasiswa?? Karena mahasiswa adalah salah satu elemen masyarakat yang masi memiliki semangat yang berkobar, idealisme yang kuat, dan cita-cita yang tinggi.

 

 

 

 

 

BAB 2

SASARAN DAN TUJUAN

 

 

Makalah ini di tujuhkan kepada para generasi muda, khususnya bagi mahasiswa yang memiliki  kemampuan tinggi dan berkualitas, agar sebagai generasi muda yang melanjutkan generasi tidak hanya memiliki  IPTEK yang tinggi. Namun harus peduli terhadap masalah pertanian yang sedang terjadi dan mengubah pola pikir yang negative terhadap pertanian menjadi pola pikir yang positif  mengenenai pertanian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

PERMASALAHAN ( SWOT )

 

Kekuatan pertanian

Setiap daerah memiliki karakter geo-biofisika yang khas. Karena pertimbangan itu pulalah maka tak menutup kemungkinan sebuah daerah bisa memiliki sumber daya alam yang berbeda, yang tak selalu sama dengan daerah lainnya. Salah satunya adalah pertanian. Selain bisa menjadi andalan bagi daerah-daerah tertentu, di satu sis, sector pertanian ini juga memiliki peran yang cukup signifikan dalam perekonomian Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung.

Peran sector pertanian secara langsung, antara lain berupa kontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan sumber devisa, penyediaan lapangan kerja, penyediaan bahan baku industri, juga perbaikan pendapatan masyarakat. Sedangkan peran pertanian secara tidak langsung bisa didapat dari efek-efek pengganda aktivitas sector pertanian melalui keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.

 

Kelemahan pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.

Sektor pertanian saat ini mulai banyak ditinggalkan mahasiswa dan siswa sekolah menengah. Hal itu, kata Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional Joko Sutrisno terjadi karena citra yang tidak menguntungkan terhadap pekerjaan petani. ?Anak dan remaja berfikir pertanian identik dengan cangkul dan tanah kotor,?

Dengan ketidakpedulian  mahaiswa dan siswa pada saat sekarang ini. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pertanian: Masih dan Selalu Berpeluang Besar (peluang pertanian)

Jika melihat keseriusan yang dilakukan oleh mereka-mereka yang peduli pertanian tersebut, kita seperti diajak untuk tetap meyakini bahwa pertanian tetap menjanjikan, bahwa sebenarnya pertanian memiliki peluang besar sebagai sumber pendapatan kita, baik untuk kantong pribadi maupun untuk devisa negara. Yang ternyata memang benar begitu adanya! 

Biar lebih membuka paradigma kita akan pertanian, kita akan mengungkapkan beberapa peluang berpotensi dari sektor pertanian, antara lain:

 

·                     Tanaman Pangan: Potensi Terbesar
Ada satu hal yang menarik mengenai tanaman pangan ini. Jika bertanya ke ahli pertanian manapun, kita pasti akan mendapatkan penjelasan yang sama tentang potensi tanaman pangan di negeri tercinta ini: selama masih ada manusia, tanaman pangan tetap akan selalu dibutuhkan. Manusia butuh makan, toh? Bayangkan, berapa banyaknya penduduk Indonesia ini. Poin ini saja sudah bisa kita ambil sebagai peluang yang menjanjikan, bukan? Ditambah lagi dengan kita melihat "pertanian" secara lebih luas lagi (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan darat dan peternakan). Sudah pasti, sejumlah peluang masih terbuka lebar untuk dimanfaatkan.

·                     Agro Wisata
 "Back to nature" adalah konsep yang akan ditonjolkan oleh wisata tani ini. Baik itu bertani, berkebun, atau beternak. Objek wisata ini menawarkan pengalaman bagi "orang kota" yang mau mengenal lebih jauh dengan dunia pertanian, perkebunan atau peternakan. Animonya sangat bagus ! Memang benar, untuk membuka tempat wisata seperti ini membutuhkan lahan yang sangat luas dan tentunya modal yang tidak sedikit. Tapi, sungguh indah sekali bukan, jika kita bisa sharing pengetahuan dengan orang lain, dan dibayar pula?
 Beberapa contoh agro wisata yang bisa dijadikan referensi adalah Strawberry Sweethearts di Lembang, Little Farmers di Cisarua, Taman Buah Mekarsari di Cibubur, Kota Bunga di Puncak, dll. 

 

Ancaman pertanian

Laju konversi lahan pertanian yang saat ini mencapai 2,7 persen pertahun di Indonesia dan merupakan salah satu kendala yang dihadapi pemerintah dalam upaya peningkatan ketahanan pangan.
Tingginya laju konversi lahan pertanian produktif harus diimbangi dengan peningkatan pemberdayaan paket teknologi pertanian, hingga ketahanan pangan tetap dapat dipertahankan, kelemahan yang terjadi saat ini:

·         tingkat produktivitas lahan menurun,

·         tingkat kesuburan lahan merosot,

·         konversi lahan pertanian semakin meningkat,

·         luas dan kualitas lahan kritis semakin meluas,

·         tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan pertanian meningkat,

·         daya dukung likungan merosot,

·         tingkat pengangguran di pedesaan meningkat,

·         daya tukar petani berkurang,

·         penghasilan dan kesejahteraan keluarga petani menurun, dan

·         kesenjangan antar kelompok masyarakat meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

BAB 4

PENUTUP,KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA

 

4.1Kesimpulan

Bahwa pertanian sangatlah penting bagi kita Negara agraris. Namum karena kita generasi muda, malas dan mengaggap pertanian itu identik dengan kotor, jorok, rendah dan sebagainya sehingga kita tidak sadar akan pentingnya pertanian bagi kita. Banyak peluang yang menyakinkan bahwa di dalam pertanian itu mengungtungkan. Coba kita bayangakan jika pembangunan terus menerus dan teknologi makin maju, tanpa kita menghiraukan tentang pertanian? Yang terjadi kita berebut pangan karena hanya sedikit lahan dan hasil dari pertanian.

 

4.2 Sepatah kata

Minta maaf apabila ada kesalahan dalam pengetikan dan ada kata – kata yang kurang sopan.

 

4.3 Daftar pustaka

·                     pikiranrakyat.com

·                     ismpi.multiply.com

·                     infoalatimi.blogspot.com

·                     deptan.go.id

·                     tempo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar